Webinar Kelas Cyberpolitics: Menguak Disinformasi Melalui Teknik Investigasi Sumber Terbuka

Kontributor: Salma Kinanti Buldhani

Dan Anlezark, Direktur Program pada Center for Information Resilience (CIR) Inggris mengisi webinar kelas Cyberpolitics in International Relations pada Selasa 14 Mei 2024. Webinar di kelas yang diampu oleh Dias Pabyantara Swandita Mahayasa tersebut membahas mengenai membawakan kuliah Applying Open Source Investigative Techniques for Fact-Finding to Counter Disinformation in International Conflict. Secara singkat narasumber menjelaskan teknik untuk mengidentifikasi kebenaran informasi dalam dunia digital melalui teknik investigasi sumber terbuka (open sources).

Centre for Information Resilience sendiri adalah lembaga penelitian independen non-profit yang berdedikasi untuk menguak kekerasan Hak Asasi Manusia dan kejahatan perang, melawan disinformasi dan memerangi perilaku online yang merugikan perempuan dan kelompok minoritas. Saat ini CIR tengah berfokus pada investigasi proyek Myanmar, Ukraina dan Afghanistan, serta banyak melakukan kerja sama dengan badan akuntabilitas peradilan multilateral dan nasional.

Perkuliahan dibuka dengan mengidentifikasi gambar manusia yang dihasilkan oleh AI. Merupakan hal yang sangat mudah untuk mengidentifikasi gambar hasil AI yakni dengan melihat garis pupil mata yang cenderung sejajar sempurna. Selain itu garis leher dan bahu juga terkesan abstrak dan tidak sama antara sisi kiri dan sisi kanan.

Ada dua komponen kunci dalam menguak disinformasi yang tersebar di dunia maya, yakni melalui kronolokasi dan geolokasi. Kronolokasi digunakan untuk mengidentifikasi kebenaran waktu, sedangkan geolokasi digunakan untuk mengidentifikasi tempat dari suatu informasi. Anlezark juga mengajak mahasiswa untuk melakukan praktik secara langsung dengan menampilkan suatu gambar, kemudian mahasiswa melakukan pencarian secara terbuka untuk mengidentifikasi di mana gambar tersebut diambil.

Anlezark juga membahas cuplikan video Cameroon: Anatomy of a Killing yang diunggah oleh BBC Africa Eye documentary, sebuah cuplikan yang menghadirkan kekejaman pasukan tentara yang membunuh anak-anak di Afrika. Kebenaran dapat terungkap hanya melalui identifikasi dua komponen dari cuplikan tersebut. Waktu kejadian dibuktikan melalui sundial atau jam bayangan matahari, dari bayangan pelaku dan korban di dalam video. Sedangkan tempat kejadian dibuktikan dengan kecocokan letak bangunan di dalam video dengan gambar satelit.

Kuliah ini memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya keterampilan investigasi sumber terbuka dalam melawan disinformasi di era digital. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kronolokasi dan geolokasi, masyarakat diharapkan dapat berkontribusi dalam mengidentifikasi dan melawan disinformasi yang menyeruak di dunia maya, khususnya dalam konteks konflik internasional.

Salam FISIP! Salam solidaritas!