Mengatasi Ketimpangan Gender di Dunia Digital Melalui Pendekatan Masyarakat Sipil

Kontributor: Salma Kinanti Buldhani

Pada tanggal 21 Mei 2024, kelas gender dalam Hubungan Internasional mengundang praktisi gender dari Nairobi, Kenya. Pada pertemuan ke-10 yang diampu Dias Pabyantara Swandita Mahayasa, Lilian Olivia Orero, pendiri SafeOnline Women Kenya, memperkenalkan pendekatan masyarakat sipil dalam menangani permasalahan gender di ranah digital.

Meskipun pengguna teknologi digital di Kenya sebagian besar adalah laki-laki (59%) dibandingkan dengan perempuan (37%), ironi terjadi karena internet dipenuhi dengan seksualisasi yang ditujukan kepada perempuan. Banyak perempuan menjadi target kekerasan berbasis gender siber, yang sekarang lebih dikenal sebagai Technology Facility Gender Based Violence.

Lilian Olivia Orero menekankan bahwa pendekatan yang efektif untuk mengatasi tantangan ini adalah melalui inisiatif masyarakat sipil. Safe Online Women Kenya, di bawah kepemimpinannya, menawarkan berbagai program seperti advokasi dan peningkatan kesadaran tentang ketidaksetaraan gender di ranah digital. Organisasi ini menyediakan pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi perempuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi.

Kita semua memiliki peran untuk dimainkan dalam menciptakan ruang digital yang lebih inklusif dan aman bagi perempuan. Dengan mendukung inisiatif masyarakat sipil dan meningkatkan kesadaran tentang isu-isu gender di ranah digital, kita dapat bersama-sama membangun dunia online yang lebih adil dan setara. Mari kita bersama-sama tolak kekerasan dan diskriminasi gender di ranah digital!

Salam FISIP! Salam solidaritas!