Penguatan Kajian Gender: HI Unsoed Tuan Rumah Lokakarya AIHII 2025

Purwokerto, 15 Februari 2025 – Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman (HI Unsoed) sukses menjadi tuan rumah Lokakarya Komunitas Epistemik Gender dalam Hubungan Internasional yang diselenggarakan pada 13–15 Februari 2025. Acara ini merupakan agenda tahunan yang diinisiasi oleh Komunitas Epistemik Gender dari Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) guna memperkuat kajian gender dalam disiplin Hubungan Internasional.

Bertempat di Ruang Sidang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed, lokakarya ini mempertemukan akademisi dan peneliti dari berbagai institusi untuk membahas perkembangan kajian gender, khususnya dalam pengajaran dan penelitian Hubungan Internasional. Selain membangun jejaring akademik, kegiatan ini juga bertujuan menghasilkan publikasi ilmiah yang berkontribusi pada literatur kajian gender di Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, komunitas ini telah berkontribusi secara signifikan dalam pengembangan kajian gender, termasuk melalui publikasi buku yang diterbitkan oleh Kanisius Press, buku referensi gender dari AIHII Press, serta jurnal SINTA 2 edisi khusus. Tahun ini, lokakarya menargetkan penerbitan modul ajar kajian gender dalam Hubungan Internasional yang akan didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), menjadi sebuah pencapaian kolektif bagi komunitas akademik.

Komunitas Epistemik Gender AIHII saat ini dipimpin oleh Presidium Elisabeth Dewi, Ph.D. (HI-Universitas Katolik Parahyangan), didampingi oleh Henny Rosalinda, Ph.D. (HI-Universitas Brawijaya) sebagai wakil presidium, dengan sekretaris Nuriyeni Kartika Bintarsari, Ph.D. (HI-Universitas Jenderal Soedirman) dan bendahara Karina Utami Dewi, M.A. (HI-Universitas Islam Indonesia).

Selama tiga hari penyelenggaraan, lokakarya ini diawali dengan pembukaan resmi oleh Dekan FISIP Unsoed, diikuti dengan sambutan dari Ketua AIHII yang mengapresiasi kontribusi Komunitas Epistemik Gender dalam membangun jaringan akademik dan terus mendorong publikasi ilmiah dalam setiap pertemuan tahunannya.

Pada hari pertama dan kedua, peserta lokakarya secara intensif membahas draft modul kajian gender dalam Hubungan Internasional, yang menjadi fokus utama agenda tahun ini. Sementara itu, pada hari ketiga, diskusi berlanjut dengan pembahasan pengajuan HAKI untuk modul tersebut serta pemilihan tuan rumah lokakarya tahun 2026.

Dengan suksesnya penyelenggaraan lokakarya ini, diharapkan penguatan kajian gender dalam Hubungan Internasional semakin berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi akademisi serta praktisi di bidang ini. Lokakarya ini juga menegaskan peran penting komunitas akademik dalam mendorong inklusivitas dan keberlanjutan studi gender di Indonesia. Kegiatan ini juga sejalan dengan tujuan SDG 5: Gender Equality dalam mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Selain itu, karena lokakarya ini melibatkan kegiatan akademik, riset, atau diskusi ilmiah untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan tentang gender, maka ini juga sejalan dengan poin SDG 4 : Quality Education sebagai upaya mendukung pendidikan berkualitas.

#merdekamajumendunia
#fisipunsoed

deneme bonusu veren sitelerdeneme bonusubonus veren sitelerdeneme bonus siteleriporn