Pembahasan tentang fungsi otak dan proses kognitif manusia selama ini masih jarang menjadi bagian dalam diskusi maupun penelitian-penelitian ilmu sosial dan politik khususnya di FISIP Unsoed. Peralatan canggih seperti Functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) untuk memperoleh pencitraan aktivitas otak berdasarkan perubahan aliran darah, Electroencephalography (EEG) untuk merekam aktivitas listrik otak menggunakan elektroda yang ditempatkan di kulit kepala, ataupun eye tracker yang digunakan untuk memantau dan merekam pergerakan mata seseorang secara real-time lebih banyak ditemukan dan identik dengan peralatan pemeriksaan medis di rumah sakit. Namun, kunjungan delegasi FISIP Unsoed ke Mind Research and Imaging Center (MRIC), National Cheng Kung University (NCKU) pada 17-19 Oktober 2024 telah menghilangkan semua batasan tersebut dan membuka peluang kolaborasi akademik yang sangat besar bagi bidang ilmu sosial dan ilmu politik untuk bersinergi dengan bidang ilmu neuroscience.
MRIC NCKU Taiwan adalah pusat unggulan dalam studi Brain and Cognitive Neuroscience. MRIC berfokus pada kajian tentang pemahaman fungsi otak dan proses kognitif manusia dengan 5 tema utama yaitu sensation and perception, attention and consciousness, learning and memory, language and development, serta judgment and decision-making. Dipaparkan oleh salah seorang peneliti MRIC, Dr. Linus Wang bahwa neuroscientific memiliki relasi yang sangat dekat dengan Ilmu Komunikasi khususnya dalam bidang komunikasi visual dan desain kreatif. Pemahaman tentang cara otak memproses informasi visual, emosi, dan persepsi dapat diterapkan dalam desain kampanye komunikasi yang lebih efektif, baik dalam media digital maupun konvensional. Neurosains kognitif juga dapat membantu menjelaskan bagaimana nilai-nilai budaya terbentuk dan mempengaruhi perilaku sosial yang sangat relevan dengan keilmuan Sosiologi. Kajian neuroscientific tentang pengambilan keputusan memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana manusia menimbang risiko, membuat pilihan, dan merespons tekanan. Hal ini sangat relevan bagi penelitian di bidang administrasi publik, terutama dalam konteks kebijakan publik dan tata kelola pemerintahan. Pemahaman tentang proses kognitif manusia juga penting untuk mendalami strategi komunikasi politik, dinamika kekuasaan, dan negosiasi diplomasi internasional. Kerja sama ini memungkinkan pengembangan studi yang berbasis data neuroscientific untuk memahami perilaku politik di tingkat nasional dan global.
Delegasi FISIP Unsoed yang dipimpin oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Mite Setiansah, SIP, M.Si yang juga dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, Ketua Jurusan Administrasi Publik Dr. Tobirin, M.Si dan Ketua Jurusan Hubungan Internasional Nuriyeni Kartikabintasari, Ph.D diterima dengan baik oleh Associate Dean College of Social Science, National Cheng Kung University, Prof. Dr. Hsiao-Wen Wang beserta para Ketua dari Departemen Ilmu Politik (Prof. Hung-Jen Wang), Psikologi (Prof. Pi-Chun Huang), dan Ekonomi (Yen-Lien Kuo, Ph.D). Dalam pertemuan tersebut Prof. Fu-Zen Shaw, Ph.D peneliti MRIC membuka peluang lebar bagi peneliti FISIP Unsoed untuk melakukan penelitian bersama dengan memanfaatkan berbagai teknologi pencitraan otak dan perangkat penelitian modern yang dimiliki MRIC.
Kolaborasi akademik ini akan membuka pintu bagi FISIP Unsoed untuk berada di garis depan penelitian interdisipliner yang memadukan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan neuroscientific.
Salam FISIP! Salam solidaritas!