Atiyah Hijriyanti, mahasiswi Program Internasional Hubungan Internasional angkatan 2022, Universitas Jenderal Soedirman, baru saja melakukan perjalanan seorang diri ke Istanbul, Türkiye, untuk menghadiri pertemuan kepemimpinan tertutup pada bulan Mei 2025. Dalam forum tersebut, ia menjalankan peran inti sebagai Koordinator Anggota Internasional, bekerja bersama para profesional senior dan pakar dari institusi seperti Los Alamos National Laboratory (Amerika Serikat), serta mitra strategis dari Asia Tengah, Timur Tengah, dan kawasan Laut Hitam. Forum ini berfokus pada penguatan kerja sama regional, integrasi kawasan, dan dialog multilateral dalam bidang energi dan kebijakan strategis.
Sebagai bagian dari tanggung jawabnya, Atiyah mengoordinasikan keanggotaan internasional, menyampaikan pembaruan agenda, serta terlibat dalam diskusi bermakna bersama para ahli nuklir dari Türkiye, Eropa Timur, dan berbagai kawasan lainnya. Pengalaman ini memberinya kesempatan untuk menerapkan wawasan teoritis yang telah ia peroleh di kelas Hubungan Internasional ke dalam forum diplomatik dan teknis dunia nyata — sebuah momen membanggakan di mana persiapan akademik bertemu dengan praktik global.
Salah satu sorotan utama dari program ini adalah kunjungan teknis ke Istanbul Teknik Üniversitesi salah satu universitas teknik tertua dan paling bergengsi di dunia. Di sana, ia berkesempatan mengamati fasilitas riset nuklir mereka, serta memperoleh wawasan berharga tentang bagaimana infrastruktur ilmiah dan kebijakan regional saling terhubung. Kunjungan ini menjembatani latar belakang akademiknya dengan penerapan nyata dalam diplomasi sains dan pembangunan kawasan.

Di luar jadwal resmi, Atiyah menyelami lapisan peradaban Istanbul melalui momen-momen refleksi pribadi yang tenang, serta percakapan hangat dan penuh makna bersama seorang pakar nuklir Türkiye yang menemaninya mengunjungi Galata Tower, Taksim Square, Emin onu yeni cami, dll. Dalam eksplorasi tersebut, ia juga secara tak terduga bertemu dengan seorang aktris teater dan film Türkiye, menambahkan nuansa budaya yang spontan dalam pengalamannya.
Waktu yang ia habiskan di Istanbul tidak hanya diwarnai oleh agenda formal, tetapi juga oleh kesempatan bertukara kearifan lokal dan pembelajaran yang tulus. Momen-momen ini merupakan perpaduan antara eksplorasi mandiri dan pertukaran kolegial yang menambahkan dimensi manusiawi yang mendalam dalam perjalanannya, mengingatkannya bahwa pemahaman dan koneksi sering kali tumbuh dari ruang-ruang kecil di luar rapat formal