Dosen Unsoed dan Blue Seed Indonesia Ungkap Potensi Besar Pengembangan Tambak Udang Berkelanjutan di Berau


Sebuah studi komprehensif yang dilakukan oleh Dr. Muhammad Yamin, M.Si dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) bersama tim Blue Seed Indonesia telah mengungkap potensi besar pengembangan tambak udang berkelanjutan di Desa Suaran, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Penelitian yang berlangsung dari 12 hingga 18 Januari 2025 ini tidak hanya mengkaji aspek teknis, tetapi juga menyoroti dinamika sosial yang menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan usaha tambak udang di wilayah tersebut.

“Kami menemukan bahwa kekuatan modal sosial masyarakat Desa Suaran menjadi faktor kunci dalam pengembangan tambak udang berkelanjutan,” ungkap Dr. Muhammad Yamin. “Data menunjukkan tingkat keterhubungan sosial yang sangat baik, dengan skor rata-rata di atas 3,7 dari skala 4,0 untuk aspek keterhubungan sosial dan dukungan jaringan.”

Menggunakan metodologi yang komprehensif, penelitian ini mengukur lima dimensi utama daya dukung sosial:

  • Akses terhadap layanan dan infrastruktur sosial
  • Kesadaran dan respons terhadap isu lingkungan
  • Keterhubungan sosial dan dukungan jaringan
  • Keterlibatan dan partisipasi komunitas
  • Livelihood assets (aset penghidupan)

Temuan penting penelitian ini mengungkap mozaik sosial yang unik di Desa Suaran, di mana 44% penduduk adalah Suku Bugis yang mayoritas menekuni usaha tambak, diikuti 14% Suku Manggarai, dan 11% Suku Dayak Basap. Keragaman etnis ini justru menjadi kekuatan dalam membangun ketahanan sosial masyarakat.

“Yang menarik, kami menemukan sistem kekerabatan yang sangat kuat dalam pengelolaan tambak,” jelas Dr. Yamin. “Model bisnis berbasis keluarga ini telah membuktikan efektivitasnya dalam transfer pengetahuan antar generasi dan menjaga keberlanjutan usaha tambak.”

Studi ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan strategis yang perlu diatasi:

  • Perlunya penguatan akses terhadap layanan tertentu yang masih menunjukkan skor relatif rendah (2,65 dari 4,0)
  • Pentingnya menciptakan ruang yang lebih luas bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam pengembangan tambak
  • Kebutuhan untuk menyeimbangkan dinamika sosial politik dalam pengelolaan sumber daya

Dr. Yamin menambahkan, “Temuan ini akan menjadi dasar rekomendasi kebijakan yang lebih tepat sasaran untuk pengembangan tambak udang yang tidak hanya berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan, tetapi juga berkeadilan sosial.”

Blue Seed Indonesia menyambut baik hasil penelitian ini. “Kami melihat potensi besar untuk mengembangkan model tambak udang berkelanjutan yang berbasis kearifan lokal di Desa Suaran,” ujar perwakilan Blue Seed Indonesia. “Kekuatan modal sosial yang terungkap dalam penelitian ini akan menjadi fondasi penting bagi program-program pengembangan ke depan.”

Penelitian ini menekankan pentingnya aspek sosial dan teknis dalam menjaga keberlanjutan usaha tambak udang. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) pada poin 2 dan 14 untuk melestarikan dan memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan. Pengembangan tambak udang berkelanjutan di Desa Suaran tidak hanya mendukung peningkatan produksi pangan SDG 2 khususnya protein hewani, yang berkontribusi pada ketahanan pangan. Udang sebagai sumber protein bernilai tinggi dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, baik lokal maupun nasional, sehingga mendukung upaya menghilangkan kelaparan. Selain itu, penelitian ini juga sejalan dengan tujuan SDG 14 untuk melestarikan dan memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan.

deneme bonusu veren sitelerdeneme bonusubonus veren sitelerdeneme bonus siteleriporn