
Purwokerto – Jumat, 16 Mei 2025 dilaksanakannya kuliah umum bersama sosok paling berpengaruh dalam hubungan Indonesia dengan Ukraina, Mr. Yurii Konseko sebagai pembicara pertama dalam kuliah umum ini. Serta pembicara kedua Bapak Dias Pabyantara Swandita Mahayasa, S.Hub.Int, M.Hub.Int. Kuliah umum ini mengangkat tema “Cultural Diplomacy Between Indonesia-Ukraine: Bridging Differences and Building Understanding” dan bertempat di Auditorium FISIP lantai 3, Universitas Jenderal Soedirman secara luring. Acara dibuka dengan sambutan-sambutan oleh MC. Setelah sambutan, dilakukannya foto bersama yang kemudian dilanjutkan oleh moderator Jasmine Oktadina Zahra.
Pembahasan pertama dibawakan oleh Mr. Yurii Konseko sebagai bintang tamu spesial kuliah umum ini. Mr. Yurii Konseko sangat menyukai karya tulis milik Chairil Anwar yang kemudian beliau mulai memperkenalkan Bahasa Indonesia kepada masyarakat Ukraina. Saat ini sudah cukup banyak masyarakat Ukraina yang dapat berbahasa Indonesia akibat penyebarannya serta hubungan diplomatik yang dijalin antara Indonesia dengan Ukraina. Beliau juga sangat senang bahwa ada cukup banyak orang Indonesia yang mampu berbahasa Ukraina. Di akhir pembahasannya, beliau menayangkan video yang beliau buat sebagai bentuk ucapan kemerdekaan Indonesia pada tahun 2021 dan 2022.
Kemudian pembahasan kedua disampaikan oleh dosen prodi Hubungan Internasional FISIP Unsoed, Bapak Dias Pabyantara Swandita Mahayasa, S.Hub.Int, M.Hub.Int. dengan mengangkat tema agresi militer antara Rusia dan Ukraina yang bertajuk “Mapping Indonesian Public Discourse Upon Russia-Ukraine Military Aggression from 2022-2024”. Beliau memberikan dua pola, yakni Putin Hypermasculine Persona dan Feminizing the Indonesian Government. Menurut beliau, semua terjadi karena adanya patriarki di dalamnya, seperti seseorang yang tergabung dalam militer dianggap sebagai suatu simbol tertinggi dari kelaki-lakian. Pemerintah Indonesia sendiri dipaksa untuk memihak kepada Rusia. Bagi beliau, agresi militer antara Rusia dan Ukraina tidak akan terjadi apabila pihak Rusia sadar akan hukum dan kemanusiaan.
Setelah pembahasan dari kedua pembicara telah berakhir, dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab antara peserta dengan pembicara. Ada lima mahasiswa yang mengajukan pertanyaan yang rata-rata menanggapi atau bertanya mengenai pembahasan yang diberikan oleh Mr. Yurii Konseko. Kemudian acara ditutup dengan ucapan terimakasih oleh moderator dan dilanjutkan oleh MC.
Acara ini merupakan bagian dari pendidikan tinggi yang mendorong wawasan global, kesadaran multikultural, dan literasi diplomasi. Kuliah umum ini bukan hanya sarana transfer ilmu, tetapi juga praktik nyata kontribusi akademik terhadap pencapaian SDGs, terutama dalam membangun perdamaian, kerja sama internasional, serta pemahaman lintas budaya melalui diplomasi dan pendidikan.


