Sering Direndahkan, Mantan Pekerja Migran Indonesia Justru Jadi Aktor dalam Demokrasi Indonesia

Kontributor: Khairu Roojiqien Sobandi

Dalam studi yang dilakukan oleh Khairu Roojiqien Sobandi, dosen program studi Ilmu politik FISIP UNSOED, yang memberikan gambaran detail mengenai kompleksitas dari tantangan baru dan lambatnya kemajuan dari demokratisasi pascareformasi tahun 1998 di Indonesia dimana dalam prosesnya mengalami periode resesi dan juga termasuk munculnya harapan baru. Dalam artikel yang berjudul “Returned Migrants and Democratization in Village Head Elections in Indonesia: A Glimpse of Hope from Indramayu” secara spesifik, Khairu melakukan studi mengenai peran mantan buruh migran dalam penciptaan norma-norma demokratis di desa asal menunjukkan adanya bentuk lain dari adanya pengaruh dunia internasional (https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-981-19-9811-9_8). 

Ketika transisi demokrasi sudah berjalan sejak tahun 1998, Indonesia menghadapi tantangannya berupa munculnya kantung-kantung otoritarianisme di level desa dan populisme dalam konteks yang lebih luas. Temuan utama dari studi yang dipublikasikan dalam di bab delapan (8) dari buku yang berjudul, “ Democratic Recession, Autocratization, and Democratic Backlash in Southeast Asia” yang diterbitkan oleh Springer Nature Singapore pada bulan Maret 2023 (https://link.springer.com/book/10.1007/978-981-19-9811-9) adalah bahwa di Indramayu, mantan pekerja migran Indonesia (PMI) dengan kekayaan dan pengalaman baru yang mereka dapat dari luar negeri membuat terdorongnya norma-norma partisipasi dan akuntabilitas baru dalam PILKADES dan governance. Menariknya, terlepas dari asal negara tujuan mantan PMI tersebut bekerja apakah dari negara yg demokratis ataupun tidak, keinginan mereka untuk mengkonsolidasikan status kelas baru mereka telah mendorong mereka untuk mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam pemerintah desa dan meminta aktor lain untuk lebih akuntabel. Dengan demikian, kajian ini sangatkan menarik bagi civitas akademik yang melakukan kajian demokrasi dan praktiknya di tidak hanya di Indonesia namun juga di negara-negara lainnya di Asia Tenggara. 

Salam FISIP! Salam solidaritas!