Merajut Asa Pertiwi di Tanah Papua

Raja Ampat, Papua Barat- Osni Wigiarti (Mahasiswa Ilmu Politik 2017) bersama tim Inavis yang terdiri dari 33 pemuda perwakilan dari beberapa provinsi di Indonesia melakukan social expedition. Volunteer pengabdian ini terdiri dari beberapa mahasiswa dan karyawan swasta.

Kegiatan ini dijalankan untuk mengabdi bersama masyarakat desa warsambin. Desa paling ujung yang ada di distrik teluk Mayalibit. Raja Ampat terkenal dengan destinasi wisata alamnya yang indah. Wisatawan dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong menginjakkan kaki di tanah surga ini. Namun, potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan warga lokal desa Warsambin. Terbukti, kondisi desa masih jauh dari milosbet kata “sejahtera”. Kesehatan masih jauh dari kata “ideal”. Kebutuhan Gizi anak Warsambin belum tercukupi. Jangankan masalah gizi, kesadaran mengenai kebersihan lingkungan juga masih sangat minim. Masyarakat masih terbiasa membuang sampah ke laut. Wajar saja, karena kualitas pendidikan masih buruk. Program pemerintah milosbet giriş wajib belajar 12 tahun belum terlaksana di desa ini. Rata-rata generasi warsambin hanya menamatkan pendidikannya hingga SMP. Setelah itu, mereka menikah dan berkeluarga. Tak heran jika hal tersebut menjadi hal biasa, di Warsambin hanya ada satu SD dan satu SMP. Kedua sekolah tersebut terletak ditengah desa, syukur saja akses menuju sekolah sudah diaspal. Kabarnya aspal masuk di desa ini baru satu tahun yang lalu. SMA hanya ada di kota Sorong yang harus ditempuh lewat jalur darat selama satu jam ditambah dua jam lewat jalur laut. Lagi-lagi masalah ekonomi menjadi hambatan pemuda untuk mengenyam pendidikan.

milosbet güncel giriş

Oleh karena itu, Osni yang tergabung dalam tim ekonomi kreatif membuat beberapa program pemberdayaan masyarakat. Pertama, program pembuatan tote bag dan pouch dari kain blacu dengan teknik pewarnaan eco printing dan pewarna kimia. Kedua, program pengolahan keripik pisang rasa cokelat, vanila, dan kopi, “Pisang su boleh jadi keripik lebih tahan lama, tarada lagi kitorang buang pisang”, ucap Mama Marice. Selain untuk memafaatkan SDA Raja Ampat, produk tote bag, pouch, dan keripik pisang bisa menjadi produk unggulan khas Warsambin. Pemasaran produk dibantu oleh Kaka Alfred melalui posko wisata kali biru. Harapannya masyarakat mempunyai jiwa wirausaha yang mampu membaca peluang menjadi uang. Ketiga, program gerakan menabung dengan sasaran anak-anak SD Warsambin. Tujuannya adalah pemahaman anak-anak untuk menabungkan uangnya guna bekal sekolah selanjutnya. Disamping itu inavis juga mengirimkan beberapa divisi. Seperti divisi pendidikan dengan program youth dream and motivational, pendidikan karakter, dan parenting. Divisi kesehatan dengan program cek kesehatan gratis, PHBS, dan empowering remaja. Serta divisi lingkungan yang menangani masalah lingkungan melalui program bank sampah mandiri, renovasi perpus, clean up sea and our home, dan sekolah lingkungan. Program yang telah dilaksanakan selama tiga minggu semoga bisa menjadikan Warsambin lebih baik lagi. Desa yang mempunyai SDM berkualitas sehingga mampu mandiri secara ekonomi melalui pariwisata dan wirausaha. Walaupun dengan segala keterbatasan, bahkan sampai saat ini PLN belum menjamah tempat ini.