Menyingkap Pesan Ilahi di Bulan Suci….

Itulah tema yang diangkat dalam kajian Senin Pagi. Memasuki minggu kedua Bulan Ramadhan, Fisip Unsoed kembali menyelenggarakan kajian sebagai pengganti doa bersama dan apel pagi yang rutin dilaksanakan setiap hari Senin. Sebagaai narasumber pada kesempatan ini (05/06) adalah Ahmad Rofiq, S.Sos., MA

Mengawali ceramahnya, disampaikan ada dua kewajiban yang Allah SWT bebankan pada kita, yaitu  mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kemunkaran, serta mengajak orang lain dalam kebaikan dan mencegah orang lain berbuat kemunkaran. Namun demikian dalam QS. Ash-Shaff  ayat 2, yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?” dan QS. Al-Baqarah ayat 44, yang artinya “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?”

Dari kedua ayat tersebut, pesan yang dapat ditangkap adalah bahwa dalam melaksanakan kewajiban yang dibebankan Alloh SWT., kita juga selalu disuruh interospeksi diri (muhasabah) karena Allah SWT mencela perbuatan orang yang memerintahkan kebaikan, namun mereka sendiri tidak melakukannya. Dalam QS. Ash-Shaff ayat 3 dijelaskan, “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.  Umar bin Al Khattab berkata, “Hisablah dirimu sebelum dihisab dan timbanglah sebelum ditimbang, bila itu lebih mudah bagi kalian di hari hisab kelak untuk menghisab dirimu dihari ini, dan berhiaslah kalian untuk pertemuan akbar, pada saat amalan dipamerkan dan tidak sedikit pun yang dapat tersembunyii dari kalian.”

Untuk bisa melakukan muhasabah, diawali dengan penyucian jiwa. Hal ini sejalan dengan makna Bulan Ramadhan, yang salah satunya adalah bulan penyucian jiwa atau tazkiatun nafs, sehingga tujuan dari ibadah puasa di Bulan Ramadhan yakni menjadi bertakwa dengan kebersihan jiwa dapat terwujud. Penyucian jiwa adalah masalah yang sangat penting dalam Islam, bahkan merupakan salah satu tujuan utama diutusnya Nabi kita Muhammmad SAW..

Tahap penyucian jiwa adalah, pertama At-Tathahharu artinya diawali dengan taubat nasuha, selanjutnya At-Takhaluq memasukkan/menghiasi ke dalam jiwa dengan segala sesuatu yang selayaknya berada di dalam jiwa seperti sabar, tawadhu'(rendah hati), jujur, amanah, tawakkal, sabar, tawadhu’, tadharru’, qana’ah, iffah, dan lain-lain sebagainya. Yang ketiga Al-Iqtida‘ yaitu meneladani perilaku yang bersumber dari nama-nama Allah (Asma’ul Husna) yang dicontohkan dalam perilaku Rasululloh SAW. Cara penyucian jiwa adalah dengan melakukan shalat, zakat, infaq, puasa, haji, tilawah Al-Qur’an, dzikir, tafakkur, Mengingat Mati dan pendek angan-angan yang dilaksanakan dengan istiqomah. Serta menghilangkan sifat sombong, dengki, hasat, tidak ikhlas, ingin dihormati, iri dan tamak.