Mahasiswa Sosiologi FISIP UNSOED Ramaikan Festival Jerami

Purwokerto- Sebanyak 110 mahasiswa dari Jurusan Sosiologi FISIP UNSOED Purwokerto, mengunjungi Jerami Fest (Festival Jerami) yang diadakan di Desa Pangebatan, Kecamatan Karanglewas, Banyumas pada Minggu (18/9). Ratusan mahasiswa tersebut berbaur dengan ribuan masyarakat yang memenuhi Bukit Albong dan Lapangan Desa Pangebatan, tempat kegiatan tersebut dilaksanakan.
Para mahasiswa turut memeriahkan berbagai acara, seperti lomba membuat boneka dari jerami, pawai, dan apresiasi berbagai seni budaya. Perwakilan mahasiswa membuat tiga boneka jerami yang ikut dikompetisikan bersama puluhan peserta lainnya. Setelah selesai membuat boneka jerami, hasil kreasi mereka tersebut turut diarak dan dipamerkan kepada pengunjung.

Mahasiswa Jurusan Sosiologi di Festival Jerami

Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan Festival Jerami merupakan kuliah lapangan dari mata kuliah Kearifan Lokal dan Sumber Daya Pedesaan di Jurusan Sosiologi. Di semester ini, mata kuliah Kearifan Lokal diberikan kesempatan untuk menghadirkan dosen praktisi sebagai salah satu program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).
“Sebelum mengikuti kegiatan Festival Jerami, para mahasiswa terlebih dahulu diperkenalkan dengan berbagai kearifan lokal yang ada di Banyumas oleh dosen praktisi yaitui Bangkit Ari Sasongko dari LPPLSLH Purwokerto dan Titut Edy Purwanto,” kata Sulyana Dadan, pengampu mata kuliah sekaligus dosen pembimbing lapangan mahasiswa.

Suasana di Festival Jerami

Festival Jerami sendiri digagas oleh seniman Banyumas asal Desa Pangebatan, Titut Edy Purwanto, yang sudah menghasilkan berbagai karya fenomenal, baik regional maupun nasional. Selain lomba pembuatan boneka jerami atau memedi sawah, Festival Jerami diisi dengan acara melukis masal, atraksi seni cowongan, tari kolosal jerami, bazar UMKM dan penampilan seni budaya dari warga setempat.
Keterlibatan mahasiswa secara langsung dalam kegiatan festival jerami, diharapkan memberikan pengalaman berharga bagi para mahasiswa. “Kami sengaja mengajak mahasiswa peserta mata kuliah Kearifan Lokal, agar mereka mengenal dan melihat secara langsung kearifan lokal yang ada di desa khususnya Desa Pangebatan,” jelas Sulyana Dadan di sela-sela acara.
Beberapa mahasiswa mengaku senang dengan kegiatan ini karena bisa mengetahui dan berinteraksi laangsung dengan masyarakat. “Metode pembelajaran turun lapangan seperti ini sangat menarik, karena mahasiswa jenuh juga jika kuliah terus-menerus di dalam kelas,”tutur Umar, salah seorang mahasiswa.
Antusiasme mahasiswa terlihat saat mereka hadir sejak pagi sampai menjelang sore. Sebagian besar mahasiswa juga merasa takjub melihat solidaritas warga Pangebatan yang secara sukarela memeriahkan acara ini dengan berbagai pentas dan karya seni. “Acaranya luar biasa. Banyak hal baru yang bisa dipelajari secara langsung dari kegiatan ini,” kata beberapa orang mahasiswa, ketika dimintai pendapatnya.