Jadilah Muslim yang Proporsional…Menyelamatkan dan Mendamaikan….

Itulah simpulan yang dapat diambil dari tausiyah yang disampaikan dalam silaturahmi keluarga besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsoed yang digelar Selasa (26/06) di Aula FISIP. Acara silaturahmi ini merupakan puncak rangkaian kegiatan amaliah Ramadhan yang dimulai sejak tanggal 21 Mei dan dilaksanakan secara rutin tiap hari Senin pagi. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan keislaman civitas akademika FISIP Unsoed. Hadir sebagi pembicara dalam silaturahmi kali ini adalah Ustadz Mintaraga Eman Surya, LC, MA.

Dalam sambutannya Dekan FISIP Dr. Jarot Santoso, MS., menyampaikan bahwa kegiatan silaturahmi yang dilaksanakan rutin tiap tahun di FISIP bukan semata-mata kegiatan keagamaan, namun kegiatan yang sudah menjadi tradisi di Indonesia ini juga dilaksanakan oleh umat non muslim juga. Silaturahmi memiliki dua tujuan yaitu saling memaafkan dan mempererat tali persaudaraan. “Semoga Alloh SWT memaafkan kesalahan-kesalahan kita dan mengampuni dosa-dosa kita”, harapnya.

Mengawali ceramahnya, Ustadz Mintaraga menyampaikan bahwa rangkaian Ramadhan dan Idhul Fitri memiliki makna tersendiri bagi umat manusia, karena Ramadhan merupakan puncak untuk kegiatan Hablum minalloh sedangkan Idhul Fitri merupakan puncak kegiatan Hablum minannas. ‘Dan saat idhul fitri ini manusia akan menjadi manusia beneran sesuai sifatnya yang lemah lembut, ramah, jinak dan bersahabat dengan mengakui kesalahan-kesalahannya dan memaafkan”, jelasnya. Kebanyakan di luar bulan-bulan tersebut sifat sebaliknya yang muncul yaitu sifat tersembunyi (jin) yang liar, nyantheng, susah diatur dan ngeyelan atau sifat syaitoniyah. Kehidupan social itu tidak akan menjadi baik jika manusia tidak memunculkan sifat-sifat insaniyah.

Akan menjadi sesuatu yang aneh jika seorang muslim itu jauh dari Tuhannya, dan hanya akan menjadi Muslim KTP jika hanya bersyahadat saja namun tidak melaksanakan sholat, puasa, zakat dan haji jika mampu. Muslim berarti tunduk dan patuh kepada Alloh Sang Pencipta serta menerima apa yang menjadi ketentuan Alloh SWT. Yakni mampu memenuhi dan menjaga proporsionalitasnya sebagai mahluk biologis, sosiologis, psikologis dan spiritual. Ciri seorang muslim adalah memiliki hati atau jiwa yang selalu bersih (qalbun salim) dengan memaafkan dan berharap ampunan dari Alloh SWT. Ciri muslim yang kedua adalah menyelamatkan artinya mewujudkan rahmatan lil alamin yakni orang-orang disekitar kita baik muslim dan non muslim bisa merasa aman dari keburukan lisan dan tangan kita, serta yang ketiga adalah mampu menciptakan kedamaian bagi orang-orang disekitar kita dengan keberadaan kita. “Hal ini sesuai dengan hadits Rosululloh SAW yang menyebutkan bahwa belum dianggap beriman seseorang jika tetangga kita belum merasa damai atau tenteram dengan kehadiran kita”, pungkasnya

Maju terus FISIP Unsoed….Tidak Kenal Menyerah….!!!