UKM Rhizome Merawat Nalar Kritis Anggota Baru melalui Sekolah Pengantar Ekonomi Politik di Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga.

Tanggal 2-4 November 2018, UKM Riset dan Kajian Ilmiah Rhizome Fisip Unsoed mengadakan Akademi Rhizome di Desa Jetis , Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang dilakukan UKM Rhizome sebagai gerbang anggota baru Rhizome untuk mengenal arah gerak Rhizome. Sekolah Ekonomi Politik diikuti oleh sekitar 21 mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan di Unsoed serta komunitas di Purwokerto. Dalam Kegiatan ini peserta diajak belajar bersama dengan cara diskusi dan turun langsung ke masyarakat. Materi sekolah ekonomi politik disampaikan oleh: Luthfi Ramdani (Presiden BEM Fisip Unsoed 2017), Lusi Aresesianti (Kajian Ilmiah Rhizome 2016/2017), Anvel Mahfrisa (Hulubalang Rhizome periode 2016-2017), Ringgana Wandy Wiguna (Manajer Pengabdian Bhincer),Lutfi Makhasin,Ph.d (Akademisi Fisip Unsoed), Haryadi, Ph.d ( Akademisi Fisip Unsoed), Lintang Ayu Saputri (Hulubalamg Rhizome 2018-2019), Arni Pungky (Kepustakaan Rhizome 2015/2016), Sidiq Maulana (DPO Rhizome) dan Nilawati (Direktur Lingkar Kajian Banyumas).

Sekolah ini menjadi sarana bagi anggota baru Rhizome untuk menggali data di masyarakat bahwa realitas yang ada tidak sesederhana yang bisa dibayangkan, terdapat hubungan kekuasaan yang bermuara kepada kepentingan tertentu yang berada dibalik kenyataan. Sekolah ini dibagi menjadi dua bagian, pertama peserta memperlajari teori-teori ekonomi politik dengan berdiskusi bersama pemateri kemudian mempraktekkan langsung dengan cara analisis sosial. Sasaran analisis sosial adalah masyarakat disekitar pabrik bulu mata, pabrik peralon, pengrajin genteng, petani sawah, dan juga buruh pabrik yang ada di Desa Jetis kecamatan Kemangkon kabupaten Purbalingga.

Kecamatan Kemangkon Purbalingga merupakan salah satu kecamatan yang memiliki banyak sekali pabrik. Namun, dengan adanya pabrik tersebjut menambah permasalahan baru bagi masyarakat. permasalahan tersebut adalah tergusurnya tanah pertanian karena pengalihan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi pabrik dan juga kurangnya kesejahteraan buruh pabrik.

Keberadaan Pabrik_pabrik telah manjadi kekhawatiran bagi masyarakat sekitar pabrik, dampak paling nyata yang terjadi adalah pencemaran udara, mengeringnya sumur dan sawah warga, serta tergusurnya lahan pertanian karena lahan digunakan untuk pendirian pabrik. Tanggung jawab sosial perusahaan yang diberikan tidak sebanding dengan dampak yang diterima masyarakat sekitar pabrik. Dengan analisis sosial tersebut, anggota baru rhizome diharapkan dapat memahami realitas yang ada dimasyarakat dan dapat mewujudkan visi UKM Rhizome yaitu keadilan sosial.