Relasi Triangular Masyarakat ,Negara dan Pasar Dalam Konteks Globalisasi dan Desentralisasi

Itulah tema yang diangkat pada kuliah umum yang diselenggarakan oleh Program Studi S1 Sosiologi FISIP Unsoed. Acara yang diselenggarakan di Aula FISIP Unsoed Rabu (17/5) lalu. Kuliah umum menghadirkan Dra. Fransisca Saveria Sika Eri Seda, MA., Ph.D., dari Universitas Indonesia. Kuliah umum ini diilaksanakan untuk memberikan gambaran pada mahasiswa tentang kondisi sosiologi masyarakat berkembang saat ini dalam era golbalisasi dan kapitalisme. “Kalau di Prodi S1 Sosiologi FISIP Unsoed terbagi menjadi dua mata kuliah yang berbeda, yaitu Sosiologi Masyarakat Berkembang dan Globalisasi dan kapitalisme”, terang Ketua Jurusan Sosiologi Dra. Tri Rini Widyastuti, M.Si.

Relasi triangular antara masyarakat, negara dan pasar merupakan suatu pendekatan konseptual yang bisa digunakan sebagai kerangka berpikir dan sekaligus sebagai alat analisis konseptual terhadap suatu gejala sosial. Hal ini nejadi penting karena sering munculnya permasalahan konseptual dalam relasi triangular tersebut. “Proses globalisasi dan desentralisasi mendatangkan permasalahan bagi nasionalisme dan Negara bangsa karena perbedaan orientasi, globalisasi berorientasi pasar sedangkan desentralisasi berorientasi komunitas”, jelasnya. Ditegaskan bahwa, “Selama nasionalisme hanya dikaitkan dengan Negara-Bangsa, maka pasar dan komunitas akan selalu dimaknai sebagai ancaman bagi keberadaan nasionalisme”.

Lebih lanjt dijelaskan, bahwa proses globalisasi, telah makin memperkuat pasar pada tataran global, dengan melampaui batas ruang dan waktu, disisi lain muncul permasalahan komunitas (desentralisasi) dalam hal politis, ekonomis dan sosial. Yang paling nampak adalah kemiskinan (deprivasi sosial) dan ekslusi sosial, yaitu suatu kondisi sekelompok masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan serta tidak memiliki akses dan kesempatan yang setara dengan masyarakat lainnya. Faktor penyebabnya adalah rendahnya kualitas SDM, rendahnya sumber daya fisik, rendahnya penerapaan teknologi, rendahnya potensi wilayah, kurangnya kebijakan pro poor dan kurang berperannya lembaga. Untuk mengatasi secara komprehensif diperlukan suatu kajian yang komprehensif pula, dari sisi masyarakat sebagai subyek, kebijakan Negara yang pro poor dan pasar yang mengintegrasikanmasyarakat melalui keterbukaan akses dan kesempatan yang adil serta proses pendampingan oleh Civil Society Organization (CSO). Sinergitas antara masyarakat, Negara dan pasar merupakan hal yang sangat eleven bagi pemecahan masalah deprivasi sosial dengan ekslusi sosial secara komprehensif dan berkelanjutan