Menjadi Akademisi Yang Kritis dan Kontributif Terhadap Masyarakat dan Kehidupan Bernegara

Itulah simpulan yang dapat diambil dari kuliah umum yang diselenggarakan Jurusan Hubungan Internasional. Kuliah Umum yang digelar Rabu (24/5) di Aula FISIP ini menghadirkan Prof. Andrik Purwasito, Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Negeri Surakarta. Tema yang diangkat dalam Kuliah Umum kali ini adalah Anonimus: Paradigma Panggung Wayang (“Theater Shadow Paradigm”) sebagai Model Analisis Hubungan Internasional.

Dekan FISIP Unsoed Dr. Ali Rokhman, M. Si dalam sambutannya menyatakan bahwa FISIP merasa terhormat dngan kehadiran Prof. Andrik ke Universitas Jenderal Soedirman untuk berbagi ilmu mengenai Anonimus. Tema Anonimus merupakan tema yang sangat menarik, karena mempelajari upaya untuk mencari actor intelectual atau dalang dibalik sebuah kejadian-kejadian atau isu-isu besar dalam komunitas baik kecil atau besar karena terkait rahasia atau operasi intelejen.

Diawal paparannya, Prof. Andrik menekankan bahwa ilmu itu harus bermanfaat. Oleh sebab itu, penyampaiannya dapat menggunakan metode-metode yang keluar dari pakem, misalnya disampaikan melalui media wayang dan diluar kelas. Demikian pula Ilmu HI, ilmu HI harus harus bermanfaat bagi masyarakat kecil seperti bisa mendukung usaha-usaha pedagang dengan memberikan ilmu-ilmu supaya barang dagangannya bisa diekspor. Hubungan Internasional tidak sekedar sekolah tentang nuklir, pertahanan-keamanan, atau ilmu-imu lain yang teoritis semacam itu. “Sia-sia jika Hubungan Internasional memberikan sesuatu yang tidak aplikatif pada para mahasiswanya”, tegasnya.

Memasuki materi utama dijelaskan bahwa Sang Anonimus adalah “invisible power who control the world”. Menguasai apa? Pertama, Anonimus menguasai aktor negara  seperti presiden, menteri luar negeri atau diplomat dan aktor kelompok kepentingan yakni mereka yang suka dibayar. Kedua, Anonimus mengontrol komunikasi, informasi, dan media, yang membuat dunia privat seseorang terganggu. Orang bisa diperas karena Anonimus mengontrol informasi , seperti  virus WannaCry yang memaksa orang untuk membayar sejumlah uang kepada pembuatnya. Ketiga, Anonimus mengontrol ekonomi, politik, militer, dan pop-culture. Semua hal tersebut dimungkinkan karena, menurut Prof. Andrik, ada mutasi dari citizen ke netizen. Akibatnya, orang bisa menyentuh kita meskipun kita berada di kamar yang terkunci rapat.

Dengan melihat perkembangan tersebut, model analisis panggung wayang bertujuan menguak musuh-musuh tersembunyi dalam hubungan internasional. Dalam analisis ini ada “panggung depan” yang ramah dan sopan. Namun, dalam “panggung belakang”, ada imperialisme yang dilakukan secara halus. Sang Anonimus membuat global hidden agenda seperti agenda perdamaian dunia, demokratisasi, dan investasi, yang sebenarnya “kuda troya” yang merusak suatu negara dari dalam. Acara kuliah umum, diakhiri dengan sesi diskusi, dan dalam penutupnya disampaikan  bahwa Hubungan Internasional harus punya respon yang kritis dan kontributif untuk membuat para civitas akademikanya menjadi manusia yang unggul dan berguna bagi kemajuan kehidupan masyarakat (SW).

Maju Terus FISIP Unsoed…..Pantang Menyerah….!!!