Kuliah Umum Kementerian Luar Negeri: Hubungan Bilateral Indonesia-Afrika dan Diplomasi Publik

Pada tanggal 24 November 2017, Kuliah Umum bertajuk “Dinamika Hubungan Bilateral Indonesia-Afrika dan Peran Pemuda Dalam Diplomasi Publik” digelar di Aula FISIP Universitas Jenderal Soedirman. Acara ini terlaksana berkat kerjasama antara Kementrian Luar Negeri sebagai penyelenggara utama yang bekerja sama dengan FISIP Unsoed, dan terselenggara sejak pukul 07.30 hingga pukul 11.30. Dengan moderator Maiza H. Ash Shafikh, kuliah umum bertajuk talkshow ini menghadirkan tiga orang narasumber, yaitu dua orang berasal dari Kemenlu; Bapak Arif Suyoko, Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri dan Bapak Fery Iswandy, Kepala Sub Direktorat III Direktorat Afrika di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, serta seorang narasumber yang merupakan dosen jurusan Hubungan Internasional FISIP Unsoed yaitu Ibu Ayusia Sabitha Kusuma. Acara ini dibuka langsung oleh Dr Jarot Santoso selaku Dekan FISIP Unsoed, dan diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan kepada pihak Kemenlu dari FISIP Unsoed.

Kuliah umum sendiri dimulai dengan pemaparan ketiga narasumber mengenai materinya masing-masing. Dimulai dengan Bapak Arif Suyoko yang memaparkan mengenai diplomasi publik dan pentingnya membangun citra Indonesia untuk mendapatkan teman sebanyak-banyaknya. Disini, pemuda memiliki banyak peranan melalui berbagai program pertukaran pelajar maupun pertukaran seni dan budaya serta program-program semacam Friends of Indonesia. Pemaparan materi dilanjutkan oleh bapak Feri Iswandy yang menyampaikan mengenai dinamika hubungan bilateral Indonesia dan Afrika yang masih sangat kurang meskipun potensi yang dimiliki Afrika dari sisi ekonomi sangatlah besar. Ibu Ayusia melanjutkan dengan menerangkan mengenai Bandung Spirits yang menjadi akar dari ikatan yang dimiliki oleh Indonesia dan Afrika semenjak era Perang Dingin.

Dari Kuliah Umum yang diadakan, kita dapat melihat bahwa Afrika merupakan daerah yang memiliki potensi tinggi namun citra yang relatif buruk dengan isu mengenai konflik, organisasi kejahatan, penyakit, dan berbagai citra buruk lainnya. Dapat dikatakan bahwa Afrika tidak memiliki diplomasi publik yang baik. Disini pemuda dapat berperan melalui pertukarann pelajar maupun pertukaran seni dan budaya untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat Indonesia seperti apa Afrika sesungguhnya, yang ternyata juga memiliki potensi yang kaya, sehingga citra Afrika dapat sedikit diperbaiki agar pemilik usaha di Indonesia tidak ragu untuk menanamkan modal di Afrika, sebelum kesempatan tersebut diambil oleh negara lain. Diharapkan, mahasiswa yang mengikuti perkuliahan, sebagai pemuda, dapat turut andil dalam diplomasi publik yang melibatkan Afrika maupun negara-negara lain, melalui program-program yang telah dicanangkan oleh Kemenlu, maupun melalui cara-cara mereka sendiri sebagai generasi yang kreatif dan telah dibekali dengan berbagai alat tekhnologi yang canggih.