Hadirkan Organisasi Ekstra Kampus Kaji Isu HAM di Indonesia

BEM FISIP Unsoed menyelenggarakan diskusi terbuka ‘Jejak Merah HAM di Indonesia’. Kegiatan yang berlangsung di Aula Fisip akhir bulan lalu, dilatarbelakangi sejarah kelam peristiwa September 1965. Inisiatif Presiden BEM Fisip berhasil menghadirkan organisasi ekstra kampus. Terdiri dari HMI, GMNI, PMII, GMKI,PMKRI, KAMMI, FMN, SAPMA dan GEMA HTI. Diskusi bakda jumatan ini berlangsung menarik dengan berbagai dialektika pemikirannya.

Kegiatan dibuka oleh Wakil Dekan III, Ahmad Sabiq, M.A. menyambut hangat diskusi terbuka ini. Peristiwa kelam tahun 65 memang menjadi kajian banyak pihak. Kehadiran organisasi ektra kampus menunjukkan bahwa polarisasi pandangan berbagai konflik masa itu, masih menjadi perhatian khalayak serta harus dinilai secara jujur. Sekaligus menjadi ajang silaturahim dan tukar pikiran antar organisasi ekstra dan intra kampus.

Presiden BEM FISIP, Azzy D’vastiya menekankan bahwa organisasi ekstra dan intra kampus memang harus banyak bersinergi dalam membahas isu-isu strategis. Keduanya tidak harus berbenturan dalam mengelola dunia kampus. Justru sebaliknya, harus menjadi simbiosis mutualisme dalam melakukan pengkaderan sesuai dengan wilayah masing-masing. Termasuk isyu HAM, harus ada persamaan persepsi atas berbagai raport merah kemanusiaan di Indonesia. Walaupun perkasus kadang memiliki sudut pandang argumentasi yag boleh jadi saling berlawanan.

Setiap utusan organisasi ekstra kampus menjadi panelis dalam diskusi ini. Mereka memaparkan pandangan oraganisasi atas isyu HAM di Indonesia. Selanjutnya audien dapat bertanya, mengkritisi ataupun menyanggah atas paparan yang disampaikan. Kegiatan berlangsung dinamis, dialektika terbangun secara sejuk dan positif. Sesuai pesan Presiden BEM FISIP ‘saatnya mahasiswa kritis dan peduli pada isu kemanusiaan’.

BEM FISIP UNSOED, Maju Terus Pantang  Menyerah !