Fisip Hadirkan Prof. Purnomo Yusgiantoro dalam Diskusi Ilmiah

Ditengah libur semester, dengan mengambil tempat di ruang sidang Jurusan Hubungan Internasional, Selasa (07/2), FISIP Unsoed menyelenggarakan diskusi ilmiah. Diskusi yang mengangkat tema Energi dan Konflik Regional: Perpespektif Perbatasan ini, menghadirkan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang juga mantan Menteri Pertahanan Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, MSc., MA., PhD. Hadir dalam diskusi tersebut dosen Fisip, Instruktur dan Siswa Sekolah Polisi Negara dan tenaga kependidikan Fisip Unsoed.

Dalam sambutannya, Dekan Fisip Dr. Ali Rokhman menyampaikaan sangat mengapresiasi diselenggarakannya diskusi ilmiah ini, karena masalah ketersediaan energy menjadi masalah bersama dan sangat mudah memicu timbulnya konflik. Dengan tema yang sangat menarik dan selalu dapat diekplorasi potensi masalah dan solusinya, menjadi tantangan dan tuntutan kita bersama untuk selalu berperan dalam merumuskannya untuk pembangunan bangsa.

Dalam pengantarnya, Prof. Purnomo Yusgiantoro mengatakan, ancaman global yang terbesar saat ini adalaah kelangkaan sumber daya air, energy dan pangan. Kelangkaan sumber daya tersebut menjadi ancaman non militer bagi sebuah Negara, namun dapat berubah menjadi ancaman bagi kedaulatan negara ketika Negara memiliki anggaran yang cukup namun mengalami kelanggakaan sumber daya alam dan pangan. Ancaman regional kebanyakan terjadi di wilayah perbatasan antar Negara sebagai akibat perbedaan persepsi perbatasan, potensi sumber daya dan sebagai jalur bersembunyi kaum separatis. Untuk itu maka pengamanan khusus dilakukan terhadap pengelolaan sumber daya alam (energy) di wilayah perbatasan yang merupakan kekayaan negara.

Berbagai solusi untuk mengatasi konflik perbatasan adalah menggunakan spirit kewilayahan (asean), menggunakan payung perjanjian bilateral, membentuk tim perunding perbatasan, menghindari campur tangan pihak ketiga dan menggunakan teori unitisasi. Namun demikian “cara pandang terhadap wilayah perbatasan yang merupakan bagian yang utuh dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara politik, ekonomi dan social budaya dalam kaitannya dalam pengelolaan perbatasan akan sangat menentukan cara pengelolaan wilayah perbatasan, yang mencakup aspek security dan properity”, pungkasnya.

Fisip Unsoed, Maju Terus Pantang Menyerah…..!