Diskusi Publik Laboratorium Ilmu Komunikasi-Bawaslu Internet Mestinya Mendukung Pelaksanaan Pemilu yang Berkualitas

 Kehadiran internet mestinya berkontribusi positif pada demokratisasi di Indonesia, misalnya dalam pelaksanaan pemilu 2109 ini. Berbagai fitur internet mendukung demokratisasi, khususnya dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas. Fitur interaktifitas dalam internet, misalnya, bisa menjadi sarana kampanye yang dialogis dan rasional.   Demikian dikatakan Pengajar FISIP Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Edi Santoso, dalam diskusi publik bertajuk “Kampanye Politik di Internet, antara Edukasi dan Disinformasi”, Kamis (28/2), di Purwokerto. Diskusi ini terselenggara atas kerjasama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Banyumas dengan Komunitas Cinta Baca Banyumas (Kancamas) dan Laboratorium Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed.   Tapi di sisi lain, lanjut Edi, internet juga berpotensi menjadi masalah dalam pemilu, khususnya dalam menggemakan disinformasi dan ujaran kebencian. “Anonimitas pengguna internet, membuat orang merasa bebas untuk ngomong apa aja, termasuk menebar kebencian. Dalam momen Pemilu seperti ini, kebencian antarkubu semakin menguat. Masing-masing saling menegasikan atas nama identitas primordial. Ini salah satu ancamannya,” tandas dia.   Kepala Laboratorium Ilmu Komunikasi FISIP ini menambahkan, disinformasi atau pembelokan fakta pun tak terelakkan, demi kepentingan politik sesaat. “Hoaks, fake news, atau saya lebih suka menyebutnya sebagai disinformasi, semakin sering kita temui di dunia maya. Dalam masyarakat yang tingkat literasinya rendah, disinformasi seperti  akan dipercaya sebagai kebenaran. Fakta dan fiksi semakin sulit dibedakan”   Meskipun begitu, Edi optimis, gerakan sipil di internet akan mendukung pelaksanaan pemilu yang lebih baik. “Belajar dari pemilu 2014, faktanya, orang-orang waras, mereka yang peduli pada masalah bangsa, masih banyak jumlahnya. Waktu itu, misalnya ada gerakan Kawal Pemilu yang ikut memantau penghitungan suara, sehingga kecurangan bisa dicegah. Saya pun yakin, masih lebih banyak orang yang akan menggunakan internet secara lebih konstruktif,” tandasnya   Sementara itu, pembicara lainnya, Saleh Darmawan, anggota Bawaslu Kabupaten Banyumas, mengakui, tak mudah untuk memantau pelaksanaan kampanye di media sosial. “Di Banyumas sendiri misalnya, kita hanya punya dua staf yang menangani konten internet ini. Sementara kita tahu, internet itu seperti belantara informasi, sulit terpantau secara cermat,” ujar dia.   Dalam kesempatan itu, Ketua Kancamas, Andi Is Merdeka yang juga bertindak sebagai moderator, mendorong anggotanya untuk ikut berpartisipasi dalam mengawal dan mematau pemilu. “Kalau dulu ada lagu,…pemilihan umum telah memanggil kita, pertanyaannya, ngapin manggil kita? Apa sudah berkualitas pemilu ini? Penyelenggara harus bekerja secara maksimal, dengan didukung oleh kekuatan sipil. Karena itu, Kancamasa akan ikut memantau pemilu kali ini,” ujar dia.