Akademisi Warren Wilson College USA Jajagi Kerjasama Penelitian dan Publikasi Internasional

Bertempat di Aula Fisip Unsoed terselenggara Kuliah Umum dengan tema “Pejajagan Kerjasama, Penelitian, dan Penerbitan” Rabu, 21 Desember 2016. Kegiatan yang diprakarsai Jurusan Sosiologi ini diikuti sejumlah 60 orang, Dosen dan Mahasiswa. Pembicara adalah seorang akademisi Warren Wilson College, Asheville North Carolina USA, yaitu Prof. Siti Kusujiarti, Ph.D.

Wakil Dekan I Dr. Joko Santoso berkenan mengikuti kuliah umum hingga usai. Dalam sambutannya Beliau sangat mengapresiasi kehadiran Prof. Siti Kusujiarti, Ph.D. Kepakaran dibidang Sosiologi sudah banyak menjadi rujukan sosiolog di Indonesia termasuk Fisip Unsoed. Kegiatan ini merupakan rangkaian Visiting World Class Profesional 2016, selama tiga hari 20 – 22 Desember 2016 di Unsoed Purwokerto. Dr Joko berharap agar para Dosen dan Mahasiswa terinspirasi dan termotivasi untuk sukses serta berkarya ditingkat internasional seperti akademisi diaspora ini.

Kuliah umum ini dipandu oleh Hendri Restuadhi, M.Si., M.A.Soc sebagai moderator, membahas tentang kerjasama penelitian dan penerbitan internasional. Prof  Siti Kusujiarti, Ph.D memaparkan berbagai macam ‘grant proposal’ yang memungkinkan diperoleh akademisi Fisip Unsoed. Beliau juga menekankan perlunya ‘joint research’ lintas disiplin ilmu. Karena dalam ilmu social, keterlibatan berbagai bidang ilmu semakin menguatkan tercapainya solusi yang komprehensif.

Sedangkan untuk menembus jurnal internasional, Prof Atik -begitu biasa diakrabi- menekankan pada kejelasan penulisan ‘main idea’ penelitian. Proses konseptualisasi dalam hubungannya dengan teori dan berbagai penelitian, harus menunjukkan bahwa suatu penelitian itu berbeda dan special, tutur  akademisi diaspora ini. Peneliti harus mampu mengisi celah yang masih ada, untuk mengkritik teori ataukah menghasilkan temuan lainnya.

Prof Atik juga menyadari bahwa akademisi di Indonesia sering berkutat pada proses pembelajaran kampus hingga kurang memperhatikan kualitas penelitiannya. Berbeda dengan akademisi Amerika dan Eropa, mereka bahkan memiliki program ‘Sabbatical’ dimana setiap tujuh tahun sekali, akademisi berkesempatan terbebas dari beban mengajar dan pengabdian selama satu semester. Mereka hanya berkonsentrasi mengerjakan penelitiannya. Hasilnya memang signifikan dalam memacu kualitas penelitian sekaligus karya ilmiahnya.

Wacana penyederhanaan birokrasi penelitian semoga segera diwujudkan. Laporan keuangan (SPJ) penelitian harus semakin sederhana. Para peneliti diharapkan tidak menghabiskan waktu dalam penyelesaian SPJ keuangan saja. Yang lebih penting adalah proses akhir penelitian berupa karya ilmiah yang mampu menembus jurnal-jurnal internasional, kata Prof Atik optimis.

Fisip Unsoed, Maju Terus Pantang Menyerah !