Akademisi Sosiologi Jadi Pemakalah ASEASUK di London Inggris

Dosen Jurusan Ilmu Sosiologi Fisip Unsoed menjadi pemakalah pada Konferensi Association of South East Asian Studies in United Kingdom (ASEASUK) mulai tanggal 16 – 18 September 2016 ini mengambil tempat di kota London, Britania Raya.  ASEASUK merupakan konferensi dua tahunan yang diselenggarakan untuk yang keempat kalinya.  Bertindak sebagai tuan rumah adalah School of Oriental and African Studies (SOAS) University of London. 

Konferensi ASEASUK dihadiri oleh sekitar 100 orang yang terdiri atas para ilmuwan dan mahasiswa kajian Asia Tenggara yang berasal dari berbagai negara di Eropa, Asia Pasifik, dan Amerika Utara. Konferensi ini juga menampilkan pemaparan dari para peserta yang terbagi atas berbagai sesi yang diselenggarakan secara paralel.

Dr. Haryadi memaparkan makalah yang berjudul Ambiguity and Identity of The Young Audience of Indonesian Islamic Films.  Makalah membahas film-film Islam di Indonesia yang telah menjadi fenomena sejak tahun 2008 ketika Ayat-Ayat Cinta memecahkan rekor baru untuk penjulan tiket, melampaui film-film lainnya, termasuk produksi laris dari Hollywood.  Muncul pandangan bahwa film-film Islam secara sadar diproduksi untuk mengajarkan prinsip-prinsip keislaman kepada kaum muda Muslim. Menurut Haryadi, fakta tersebut menentang pandangan bahwa anak-anak muda adalah penerima pasif seperti yang dinyatakan oleh para ahli teori budaya populer.

Dosen yang memperoleh gelar doctoral University of Western Australia ini menemukan bahwa Anak Muda Muslim bersikap ambigu terhadap munculnya film-film Islam. mereka melihat film-film ini tidak berbeda dengan film-film non Islam, hanya menjadi hiburan dengan gaya yang berbeda dari Hollywood and Bollywood.  Yang lain mengagumi kreativitas para sutradara karena membuat film-film Islam dengan berbagai macam tema, bahkan terkini film islami menunjukan genre overseas travelling (perjalanan ke luar negeri) yang belum pernah diangkat oleh film-film Islam pada tahun 2008 dan sebelumnya.

Tema travelling menarik karena sesuai dengan hasrat anak-anak muda Muslim pada saat ini. Haryadi juga menemukan bahwa menonton film bagi anak muda Indonesia adalah cara yang penting untuk membentuk identitas mereka karena ada semacam nuansa ritual keagamaan ketika mereka menonton film, terutama dengan tema Islam. Fenomena film-film Islam membantu anak muda Indonesia untuk membentuk identias mereka tersendiri.

Pada sesi yang sama terdapat pembicara lainnya yaitu Profesor Vicente Sanchez-Biosca (University of Valencia, Spanyol), Professor Adam Knee (University of Nottingham Ningbo China Campus/International Institute for Asian Studies, Britania Raya), dan Dr. Margaret Coldiron (Essex University, Britania Raya).  Sebagai moderator adalah Profesor Michael Madsen ahli kajian film  (Manchester Metopolitan University, Britanian Raya).

SOSIOLOGI FISIP, Maju Terus Pantang Menyerah !