444 Mahasiswa Baru FISIP Ikuti PKKM

Memasuki dunia pendidikan tinggi adalah sebuah episode baru dalam kehidupan, khususnya dalam proses pemerolehan ilmu dan pendewasaan diri. Menjadi mahasiswa adalah sebuah proses untuk lebih mengenal dan memahami hakikat jati dirinya dalam mengekplorasi ilmu pengetahuan yang bermakna bagi diri dan kemaslahatan masyarakat. Dunia perguruan tinggi merupakan dunia pendewasaan bagi mahasiswa dalam berpikir, bersikap dan bertindak. Untuk itu diperlukan pembekalan bagi mahasiswa baru. Mahasiswa baru Tahun Akademik 2018/2019 yang berjumlah 444 ini selama dua hari tanggal 29 – 30 Agustus 2018 mengikuti Pengembangan Karakter dan Kepribadian Mahasiswa (PKKM). Kegiatan ini merupakan ajang pembekalan bagi mahasiswa dalam memasuki kehidupan kampus. Sejumlah mahasiswa yang terdistribusi dalam 5 Program Studi berbaur, terbagi menjadi 11 kelas. Setiap kelas dipandu oleh (jumlahnya) Trainer (dosen) dan (jumlahnya) Co-trainer (mahasiswa).

Kegiatan selama dua hari ini memang menekankan pentingnya soft skills.Menurut Koordinator Trainer Drs. Abdul Rokhman, M.Si., “Kesuksesan seseorang bukan hanya tergantung pada keterampilan teknis, melainkan kualitas diri yang termasuk dalam katagori keterampilan lunak (soft skills) dan keterampilan berhubungan dengan orang lain (people skills)”. Materi PKKM disampaikan oleh Trainer antara lain berkaitan tentang visi UNSOED, pengembangan karakter sesuai dengan Panglima Besar Jenderal Soedirman, menggali kemampuan yang dibutuhkan mahasiswa untuk selesai dalam pendidikan dan kehidupan dengan harapan akan akan berkembang hard skills dan soft skillsnya, pengembangan kepribadian prestatif mulai dari goal setting and life purpose dan mempelajari kerjasama, komunikasi, jujur, peduli dan gigih. Pemberian materi disampaikan secara dialogis. Diawali dengan perkenalan, mahasiswa baru diajak untuk menggali nilai-nilai, sifat atau karakter yang berasal dari lingkungan sekitar, yang paling dekat sekalipun. Penyajiannya menggunakan metode KISS ME, Kreatif Imajinatif Sosialisasi Spiritual Musik Emosi, yang merupakan pelatihan untuk optimalisasi otak.

Pendidikan karakter menjadi penting karena banyak persoalan dalam kehidupan ini lebih banyak disebabkan kehilangan karakter dan kejatidirian (kepribadian) seseorang. Banyaknya kasus korupsi, bentrokan dan degradasi moral merupakan problem serius masalah karakter dan kepribadian bangsa. Ketidakseimbangan pendidikan keilmuan, ketrampilan dan karakter serta dikotomi pendidikan umum dan agama (etika moral) merupakan salah satu masalah di perguruan tinggi karena adanya tuntutan kualitas.

Suatu kerugian besar bagi seseorang yang cerdas dan maju secara intelektualitasnya tetapi kehilangan karakter dan kepribadiannya sebagai makhluk Tuhan. Untuk perkembangan lebih lanjut, dimensi karakter yang terdiri dari knowing, loving, and going the good dan pilar karakter yang terdiri dari trustworthiness, respect, responsibility, fairness, caring and citizenship, harus selalu diasah dan dikembangkan selamanya, agar tercapai manusia seutuhnya. Manusia seutuhnya yaitu yang mampu dan siap bekerja keras, self confidence yang tinggi, mempunyai visi ke depan, dapat bekerja dalam tim, berfikir analisis dan mampu beradaptasi serta mampu bekerja dalam tekanan, tanpa kehilangan kejatidiriannya atau kepribadiannya. FISIP UNSOED, Maju Terus Pantang Menyerah !