Arti Penting Komunikasi dalam Relasi Orangtua-Anak dan Perkawinan

Memahami dinamika relasi orangtua dengan anak menjadi tantangan tersendiri bagi pembelajar komunikasi keluarga.  Hal ini mengemuka dalam sesi kuliah praktisi Program Studi S1 Ilmu Komunikasi yang menghadirkan Psikolog Ketti Murtini dari Biro Psikologi Metafora. “Kita perlu memahami dari aspek tugas-tugas perkembangan, dengan memperhatikan proses biologis, kognitif dan sosioemosi,” ungkap Ketti.  Selain itu, diulas pula tentang tahap dan tugas perkembangan keluarga, faktor-faktor psikologis yang berperan dalam keluarga, pentingnya saling memahami dan menyesuaikan diri dengan orangtua serta hal-hal seputar pola asuh. Tidak hanya mengulas tentang pengasuhan, Ketti juga mengulas tentang perkawinan dalam tinjauan psikologi. “Ada tugas psikologis dalam mempersiapkannya serta mempertahankannya sebagai sebuah ikatan yang sehat,” ungkap Ketti.  Ditambahkannya, di sinilah kita perlu memiliki kematangan pribadi, komitmen yang kuat, kemauan belajar serta menghindari perilaku komunikasi yang tidak sehat,” pungkasnya. Selama perkuliahan yang dimoderatori oleh Dr. Agus Ganjar Runtiko ini, berbagai pertanyaan dari mahasiswa pun mengemuka, baik yang sifatnya reflektif atas pengalaman yang dialami maupun proyeksi tentang bagaimana mempersiapkan perkawinan yang berkualitas di masa depan. 

Program kuliah praktisi yang digelar secara daring ini,  tidak hanya diikuti oleh mahasiswa reguler tetapi juga dari berbagai penjuru tanah air yang mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka melalui SPADA Dikti. “Kegiatan ini terselenggara melalui skema Hibah PKKM Merdeka Belajar Kampus Merdeka dari Ditjen Diktiristek,” jelas Koordinator Program Studi S1 Ilmu Komunikasi FISIP UNSOED, Dr. Wisnu Widjanarko. Ditambahkannya, gelaran perkuliahan praktisi ini adalah sebagai bagian dari pengayaan wawasan bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri menjadi lebih adaptif di masa depan, termasuk kemampuan dalam merancang strategi komunikasi dalam meningkatkan kualitas hubungan orangtua-anak ataupun pasangan suami-istri. “Melalui kualitas keluarga yang baik, diharapkan akan menjadi bagian dari proses memampukan negeri ini menjadi lebih siap dan berdayasaing memenangkan masa depan,” pungkasnya.  

Semoga kita dapat mengambil manfaat dari kuliah praktisi yang berkualitas ini.

Salam FISIP! Salam solidaritas!