Ada apa dengan Politik dan Demokrasi Kita….?

Itulah materi yang dibahas dalam kuliah umum yang diselenggarakan FISIP Unsoed Senin (20/03) di Aula Fisip. Kuliah umum yang mengangkat tema “Memuliakan Kembali Politik dan Demokrasi Kita“, menghadirkan narasumber Sudirman Said, Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indnesia,yang saat ini menjabat sebagai Ketua Institut Harkat Negeri.  Hadir Dekan beserta Wakil Dekan, Dewan Pembina Institut Harkat Negeri, Direktur Program Institut Harkat Negeri, serta para dosen dan mahasiswa. Tidak kurang dari 400 peserta mengikuti kuliah umum yang dikemas dalam suasana diskusi interaktif dan dipandu oleh Tobirin, MSi.

Dekan Fisip Dr. Ali Rokhman, M.Si., dalam sambutannya mengatakan bahwa tema yang diangkat dalam diskusi ini sangat menarik, karena konstelasi politik di negeri ini, tidak lepas dari elite politik partai. Kasus papa minta saham dan penguasaan perusahaan asing dalam pengelolaan sumberdaya alam negeri ini merupakan bukti adanya dominasi elit politik. “Demikian pula mengemukanya persoalan Freeport bukan cuma persoalan perusahaan tambang, tetapi merupakan persoalan politik dan demokrasi serta ekonomi negeri ini”, tegasnya

Rezim negeri ini saat ini adalah rezim ekstraksi yaitu rezim yang menghisap kepentingan kelompok besar (masyarakat) untuk kepentingan kelompok kecil tertentu, lantas dimanakah posisi negara untuk menyejahterakan masyarakat tersebut. Indonesia memiliki modal yang sangat besar untuk menjadi bangsa yang besar dan memiliki kekuatan ekonomi, kemajemukan yang cukup tinggi tetapi mempunyai kerukunan yang tinggi pula. Saat ini mungkin belum memadai, tetapi hal tersebut akan menjadi proper atau peluang bagi kemajuan sebuah bangsa. Kekuatan ekonomi saat ini bergeser dari negara-negara yang sudah mapan (Eropa dan Amerika) menuju negara-negara berkembang  (Asia dan Afrika) yang memiliki sumberdaya besar. Dalam paparanya disampaikan, “Saat ini Indonesia ada diperingkat 10 besar dunia, tetapi 15 tahun lagi bisa berada pada posisi 4 atau 5 besar dunia”. Syaratnya reformasi birokrasi yang terarah, pemberantasan korupsi yang konsisten, scale up pembangunan yang pasti dan penegakan hukum yang konsisten.

Mengapa politik dan demokrasi Indonesia perlu dimuliakan kembali ? Dijelaskan, bahwa politik dan demokrasi Indonesia pernah mulia saat sebelum dan awal kemerdekaan, orang-orang politik (founding fathers) kita menjadikan politik sebagai jalan pengabdian, tapi sekarang pada pengambilan keputusan-keputusan strategis, lebih dari 55% anggota dewan bolos,produktivitas legislasi sangat rendah, tidak ada regenerasi parpol dan semua lini terjebak korupsi dan merata. Demokrasi Indonesia sangat mahal, dikuasai cukong sehingga tidak ada meritokrasi dan gab antara elite dan rakyat sangat besar. Politik Republik Indonesia sudah mengarah pada self distruction atau politik yang menghancurkan dirinya sendiri. Bagaimana caranya memuliakan kembali politik negeri ini ? “Kembalikan politik pada misi sucinya, regenerasi kepemimpinan partai, parpol dibiayayi negara, perekrutan terbuka dan jalankan meritrokasi”, tegasnya.

Maju Terus FISIP Unsoed, Pantang Menyerah…!!!